Follow Us On

Pala Asar, Si Hitam Manise yang Berkualitas Tinggi

11

Ada proses panjang yang harus ditempuh pala sebelum sampai di pasar—diperjualbelikan sebagai rempah penyedap masakan yang kelak terhidang di meja makan. Setelah dipanen, terlebih dahulu pala dimatangkan, salah satunya dengan cara diasap.

Untuk apa pala diasap? Selain demi menjaga kualitas biji agar bisa bertahan lama, juga tidak mudah berjamur. Tempat pengasapan pala—yang sudah digunakan oleh masyarakat Banda secara turun temurun sejak zaman kolonial Belanda—ini disebut para-para api.

Cara pengasapan sederhana saja: biji pala diletakkan di atas rak yang terbuat dari bilah bambu, lalu di bagian bawahnya dinyalakan kayu bakar di tungku. Kepulan asap dan percik api dari proses pembakaran kayu inilah yang membuat pala matang sempurna.

Masyarakat Banda menyebut cara pengasapan di para-para api ini dengan: diasar. Pematangan dengan cara diasar membuat kualitas biji pala menjadi lebih baik. Biasanya, teknik tradisional ini digunakan pada saat musim hujan (minim sinar Matahari).

Lalu, apakah diasap atau diasar merupakan satu-satunya cara mematangkan pala? Tidak juga. Ada cara lain: dijemur di bawah terik sinar Matahari. Namun teknik penjemuran membuat kualitas pala tidak begitu bagus: tidak tahan lama dan mudah berjamur.

Dengan diasap atau diasar di atas bara kayu bakar, proses pematangan pala memang memakan waktu lebih lama, tetapi hasilnya sepadan: kualitas lebih bagus, tahan lama dan tidak mudah berjamur. Perbedaan kualitas ini tentu saja berpengaruh pada nilai jual.

Proses pengasaran memakan waktu cukup lama, sekitar satu minggu. Bahan bakarnya bisa berupa kayu pohon kenari atau pohon pala yang roboh, bisa juga cangkang biji pala yang keras.  Sekali pengasaran bisa mencapai 50 kilogram sampai 100 kilogram biji pala.

Rata-rata pemilik kebun dan pengepul memiliki para-para api di dekat rumahnya untuk mengolah biji pala. Dengan begitu, mereka bisa terus berproduksi sekalipun cuaca sedang tidak bersahabat. Sebaliknya, jika cuaca cerah, mereka pun menjemur pala.

Salah satu para-para api tua berusia ratusan tahun terdapat di dekat rumah Pongky van der Broeke, pemilik kebun pala seluas 12 hektare di Pulau Banda Besar. Berkat kualitasnya yang tinggi, menurut Pongky, “pala asar menjadi primadona yang selalu dicari dan diborong oleh para pengepul.”

Author

Related Posts

Leave a Reply